Monday, August 4, 2008

Entah

Seperti selalu aku menulis lagi...
aku mahu menulis sajak terindah
khas untuk insan yang paling aku sayangi
diriku sendiri...
Gadisku...
Makin hari dirimu makin jauh
tidak seperti dulu
tidak seperti semalam
bukan juga seperti kelmarin
engkau mahu menjadi...entahlah!
sekejap, sekental dan sekukuh tembok batu
sekejap seperti jernihnya air di kali
sekajap pula seperti malunya semalu
dan baru sebentar tadi seperti penyair agung
Gadisku...
tiap kali kau goyah
aku tak pernah lupa berdoa untukmu
berdoa agar kau menjadi
seperti yang kau mahu
asal saja dirimu
tidak seperti semalam atau yang dulu-dulu
Gadis...
sebetulnya kau keliru
entahlah...
kadangkala air mata terlalu murah nilainya
menitis,
menitis,
dan menitis lagi
hiba
sapulah air mata itu
dengan sapu tangan yang kau kutip di kerikil jalan
debu yang melekat
bisa membuatkan matamu pedih
lalu kau menangis lagi...

1 comment:

Juriyati Mat Jalil said...

BICARA SEPI

Apabila sepi menerjah
Jangan disalahkan pada diri
Salahkan pada hati
Membekukan kemelut resah
Pada kasih yang tidak sudah

Apabila sepi menyapa
Jangan disahut nada yang sama
Jangan dilakar garisan serupa
Nanti coraknya
Sukar nak dibeza

Apabila sepi datang lagi
Hiasi dengan bunga-bunga rindu
Pada kasih yang hakiki
Bisikkan pada hati
Sepi itu indah ilhamnya
Sepi itu luas lingkarannya
Sepi itu redup rendangnya
Sepi itu indah bicaranya
Dan
Sepi itu damai hadirnya